Diduga Oknum Anggota POLRI Di POLDA Jambi Aniaya Ibu Rumah Tangga

Ditengah upaya institusi kepolisian melakukan pembenahan-pembenahan atas perilaku menyimpang para oknum anggota Polri dalam memberikan pelayanan, pengayoman, dan perlindungan hukum kepada warga masyarakat, tetap saja ada diantara sekian banyak anggota Polri yang melakukan penyimpangan dan penyelewengan dari tugas pokok Polri.
Baru-baru ini, mencuat ke permukaan seorang anggota Polri yang bertugas di Ditres Narkoba Polda Jambi bernama Zerry melakukan dugaan tindak pidana penganiayaan terhadap seorang perempuan berusia 31 tahun warga kota Jambi berdomisili di Kelurahan Murni, Kecamatan Danau Sipin.
Kepada awak media jambitertibbangkit.com Tria Ulandari menerangkan kejadiannya secara detail atas peristiwa tidak mengenakkan yang telah menimpa dirinya, dimana diketahui pelaku penganiayaan tersebut adalah seorang anggota Polisi Ba Ditres Narkoba Polda Jambi, Sabtu (22/07/03)
Dia menuturkan, “Berawal dari meminjam motor milik rekannya Romi sekira jam 17.30 Wib untuk membeli nasi di rumah makan padang sebelah hotel Aston Simpang Pule, namun baru saja mau memarkirkan motor di halaman rumah makan tersebut, tiba-tiba datang sejumlah orang menggunakan mobil Avanza warna hitam mengambil paksa sepeda motor yang saya gunakan itu”, ujarnya.
“Mereka ada sekitar 5 (lima) orang. Dua orang menghampiri saya dan membawa saya ke dalam mobil, lalu salah seorang diantara mereka membawa paksa sepeda motor yang saya pakai. Sungguh saya tidak mengenali mereka seorangpun, ado masalah apo ni?, tanya saya”, ungkap Ulan.
Seterusnya saya dituduh telah bersekongkol dengan Romi, yang saya tidak ketahui bersekongkol dalam hal apa yang dimaksud oleh mereka, lalu saya diturunkan dari mobil di Paal 10 Kota Baru sekitar pukul 19.00 Wib, setelah itu saya pulang ke rumah kontrakan.
Sesampainya di rumah kontrakan, saya beritahukan kepada Saudara Romi atas hal ihwal yang saya alami dan saya informasikan bahwa “Sepeda motor milik Romi telah diambil paksa oleh sejumlah orang yang tidak saya kenal, lalu Romi marah dan pergi sembari menuduh saya juga telah bersekongkol dengan orang yang telah mengambil paksa sepeda motor tersebut dari tangan saya”, ujarnya.
Tak berselang lama, sekitar pukul 21.30 Wib Romi datang ke kontrakan ditemani dua orang rekannya, salah seorang diantaranya anggota Ditres Narkoba Polda Jambi, lalu saya diajak ke mobil Honda Jazz warna merah yang diketahui milik Zerry untuk menunjukkan rumah orang yang telah mengambil paksa sepeda motor Romi.
“Dalam perjalanan ternyata saya diinterogasi oleh Zerry dan memaksa saya untuk mengaku telah bersekongkol dengan orang-orang yang telah mengambil paksa sepeda motor milik Romi, hingga menodongkan pistolnya ke arah kepala saya”, terang Ulan.
“Masih didalam mobil, aksi brutal Zerry berlanjut dengan memukuli kepala saya pada bagian belakang hingga bengkak, masih tak puas Zerry menampar muka saya menggunakan sandal talinya berkali-kali sampe bibir dan mulut saya pecah-pecah dan berdarah, muka lebam hingga lebih tiga hari pasca kejadian saya tidak enak makan dan mengalami trauma atas perlakuannya terhadap diri saya”, terangnya sedih dan berurai air mata.
“Sekitar pukul 01.00 dinihari, saya diajak mampir ke Polsek Jelutung jumpa dengan anggota piket, disitu saya juga diinterogasi oleh anggota piket Polsek. Beberapa menit kemudian, ada telpon masuk ke handphone Romi menginformasikan bahwa sepeda motornya telah dikembalikan oleh seseorang di rumah kontrakan”, sambungnya.
Atas informasi tersebut, kemudian saya diantar balik ke kontrakan, sepeda motor pun dibawa pulang oleh Romi ke rumahnya. Keesokan harinya saya datang ke RS Bhayangkara untuk dilakukan visum karena saya dan keluarga tidak terima atas tindakan semena-mena Zerry.
Saat ditanyakan kepadanya tentang langkah apa yang dilakukan, Ulan menjelaskan “Saya bersama Abang saya Amir meminta pendampingan hukum dari LBH EM-80 Jambi dan setelah dilakukan klarifikasi kepada yang bersangkutan, dianya nantang tim kuasa hukum untuk melakukan proses hukum dengan mengatakan “Silahkan laporkan ke Polda” dan mengancam bahwa dirinya juga akan melaporkan Ulan terkait tindak pidana percobaan pencurian.
“Saya didampingi tim kuasa hukum, hari itu membuat dua laporan. Laporan pertama ke Bid Propam Polda melaporkan si Zerry atas tindakan indisipliner dan merendahkan martabat Polri, lalu yang kedua melapor ke SPKT Polda terkait tindak pidana umum penganiayaan terhadap diri saya”, ucapnya.
Di tempat dan waktu terpisah, tim kuasa hukum membenarkan peristiwa hukum yang dialami kliennya, Tolip menerangkan “Terhadap oknum anggota Polri Saudara Zerry telah dilaporkan ke Propam Polda saat ini sedang ditangani oleh Subbid Paminal, sedangkan laporan pidana penganiayaannya sedang proses Lidik oleh Subdit I Kamneg Ditreskrimum Polda”.
Sementara itu, sejumlah Ormas dan LSM Jambi gerah dan berang melihat kelakuan oknum polisi yang semena-mena terhadap kaum perempuan, melakukan tindakan yang sembrono dan tidak profesional.
“Kelakuan sembrono dan tak profesional oknum anggota polisi seperti ini sangat disayangkan dan merendahkan martabat Polri. Kita minta tindakan tegas Bapak Kapolda agar memberikan sanksi dan hukuman yang setimpal serta melanjutkan proses hukum pelaku bahkan bila perlu lakukan Pecat dengan tidak hormat kepada yang bersangkutan”, sebut Yayan.
“Dalam rangka mendorong pembenahan Polri Presisi, hari ini kita bergabung dalam Aliansi Anti Penindasan, sudah melayangkan surat Aksi Unjuk Rasa menyuarakan persoalan ini agar Polda Jambi benar-benar serius melakukan penegakan hukum dan bertindak fair dalam proses hukum terhadap pelaku sebagai manifestasi aquality before the low tanpa pandang bulu, agar tak terulang dikemudian hari”, ucap Yayan tegas selaku Korlap Aksi.