Reaktualisasi Kepemimpinan di Tubuh HMI 2024

Hari ini, 27 februari 2024 penulis direfleksi lagi perihal kepemimpinan di tubuh HMI saat ini, dewasa ini sepanjang perjalanan yang telah penulis lalui di HMI sudah begitu banyak keresahan dan keluhan yang terlontar terkait kepemimpinan di tubuh HMI baik itu dari Internal maupun dari eksternal HMI, mungkin jika kita survei secara keseluruhan kekecewaan demi kekecewaan selalu muncul seiring berjalannya waktu terhadap organisasi mahasiswa tertua dan terbesar ini.


Terkait permasalahan kepemimpinan HMI ini, penulis menggunakan doktrin Kanda Drs Manimbang Kahariady yakni empat hal yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur utama suksesi kepemimpinan di tubuh HMI kedepan:

Pertama. Kapasitas, sederhananya kapasitas dalam ranah kepemimpinan ini adalah kemampuan, kesanggupan, atau kecakapan seseorang dalam mengerjakan dan meningkatkan produktifitas mesin-mesin penggerak organisasi. Jika kita sepaham perihal makna kapasitas ini, maka dapat kita tarik sedikit kebelakang terkait kepemimpinan HMI yang berlalu, mulai dari tingkat terbawah yakni komisariat sampai ke pucuk pimpinan HMI yaitu Pengurus Besar. Sekarang perihal Kapasitas ini bisa dibilang sebagai salah satu permasalahan utama kepemimpinan ditubuh HMI, kenapa begitu? Jika kita melihat lebih dalam, mulai dari ranah komisariat, cabang, badko, hingga pengurus besar mengalami hal yang sama. Bagaimana tidak, Sebagian besar orang-orang yang mengisi jabatan pada structural HMI hari ini tidak dilihat dari kapasitasnya namun mirisnya selalu diiringi dengan intervensi alumni, benturan kepentingan, dan nepotisme di internal HMI. Dengan demikian semakin menekankan bahwasanya tidak digunakannya ukuran kapasitas seseorang untuk menjadi pemimpin di HMI sepanjang seseorang itu memiliki salah satu dari tiga hal tersebut.

Kedua. Mobilitas, yakni kesiapan atau kesiapsiagaan seseorang untuk bergerak. Kemampuan pemimpin untuk selalu ada dan siap dalam berbagai kondisi, kemampuan untuk (Problem Solver) penyelesaian masalah pun sangat diperlukan, apalagi untuk organisasi sekelas HMI yang sangat plural dan begitu sarat akan kepentingan. Seminimalnya kepentingan setiap individu, komisariat, maupun kepentingan tujuan besar untuk mewujudkan masyarakat adil dan Makmur tersebut. Apalagi masalah yang dihadapi pemimpin HMI bukan hanya di Internal saja namun juga dari eksternal, bukan hanya perihal Islam sama tapi juga perihal ke Indonesiaan. Maka dari itu, penting dan sangatlah perlu Mobilitas ini dimiliki oleh para pemegang kuasa kepemimpinan di tubuh HMI.

Ketiga. Integritas. Berintegritas, memiliki pemimpin yang memiliki integritas adalah salah satu harapan besar yang diinginkan oleh semua orang. Konsisten antara ucapan, perbuatan, dan kehidupan sehari-hari. Alangkah luar biasa apabila dalam setiap unsur diri-nya seorang pemimpin tersebut memiliki integritas. Dalam konteks kepemimpinan HMI, tidak berlebihan apabila kita mengharuskan seorang pemimpin HMI harus hidup, berucap, berbuat sesuai dengan nilai-nilai insan cita itu sendiri. Secara Akademis, pencipta, pengabdi, mengamalkan dan bernafaskan islam dalam setiap langkahnya, serta berkewajibannya untuk bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur.

Keempat. Kapabilitas, sederhananya kapabilitas ini merupakan kemampuan yang dimiliki oleh pemimpin dalam mengelola organisasi dan sumber daya yang dimiliki organisasi. Kapabilitas ini untuk HMI sudah jelas dan terang kurang dimiliki oleh sebagian besar pemangku kebijakan dalam struktural HMI hari ini, sebab seiring dengan terus terjadinya kemunduran pada organisasi ini. Dapat disimpulkan bahwasanya sifat kapabilitas ini cenderung tidak dimiliki oleh para pemimpin HMI saat ini.

Untuk penutup penulis ingin menyampaikan bahwa walaupun bagaimanapun permasalahan, kemunduran, ketertinggalan, HMI hari ini namun patut dan harus diakui HMI memang masih menjadi tumpuan harapan masa depan bagi masyarakat Indonesia, sebab itulah sampai detik ini hampir semua sepak terjang HMI selalu dinanti dan diperhatikan oleh setiap elemen bangsa, dan tak dapat dipungkiri pula segala bentuk kekecewaan yang muncul akibatnya pastilah karena tingginya pengaruh serta harap yang besar dari pihak-pihak tersebut terhadap organisasi ini.

Penulis: Deki Azhari

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Releated

Investasi MIGAS Jambi Melimpah, Nyawa Pekerja Murah

Kejadian tidak diduga dan tidak dikehendaki, mengacaukan proses suatu aktivitas yang telah diatur disebut dengan kecelakaan kerja. Walaupun sebenarnya sudah banyak peraturan yang diterbitkan, namun pada pelaksaan masih banyak kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya personil pengawasan, sumber daya manusia K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) serta sarana yang ada. Angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja […]

Resonansi Pemuda Dalam Konflik Kedaulatan Bangsa-Bangsa

Kedaulatan bangsa adalah hak suatu negara untuk mengatur dirinya sendiri tanpa campur tangan dari negara lain. Ini termasuk kontrol atas wilayah, pemerintahan, dan keputusan internal tanpa intervensi eksternal yang tidak diinginkan. Konflik bangsa adalah bentuk perselisihan atau pertikaian antara dua atau lebih negara, biasanya melibatkan perbedaan politik, ekonomi, sosial, atau wilayah. Konflik semacam itu dapat […]